Tips Memilih Rute Saat Mudik
Mudik ke kampung halaman menjadi perjalanan panjang bagi pemudik yang berasal dari kota-kota di Jawa Tengah ataupun Jawa Timur. Rute yang dilintasi juga beragam, ada yang memilih dan terbiasa lewat jalan non tol ada juga yang lewat tol di sepanjang perjalanan.
Mungkin kamu sudah hafal rute ke kampung halaman. Tetapi jangan anggap remeh dan mengurangi kewaspadaan di rute tersebut saat mudik Lebaran. Karena pasti ada hal tak terduga yang terjadi di rute mudik, dan berbeda dengan hari-hari biasa.
Ada baiknya kamu memperhatikan beberapa tips dari Kepala Bidang Humas Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan, untuk memilih rute terbaik saat perjalanan mudik.
1. Pilihan rute yang paling dekat dan sudah pernah dilalui
Rute yang sudah pernah dilalui membuat kita yakin tentang kondisi dan situasinya. Bila terpaksa memilih rute yang lebih jauh, misalnya karena terhadang kemacetan parah, sebaiknya ada orang lain di mobil kamu yang mengetahui jalur tersebut.
Cara lainnya yakni memiliki peta yang cukup lengkap, namun akan jauh lebih baik jika kamu membawa kompas atau peranti navigasi yang ada di ponsel.
2. Hati-hati terhadap lubang jalanan dan gundukan.
Meski tahun sebelumnya kamu tidak menemuinya, bukan berarti keadaanya sama terjadi tahun ini. Saat melintasi lubang, biasanya mobil akan kehilangan salah satu kemampuan berpijak, sehingga beban mobil yang biasanya ditanggung di empat titik, kini hanya tiga titik.
Alhasil, keseimbangan menjadi kurang, terlebih jika kamu melaju dengan kecepatan tinggi. Maka, hati-hatilah.
3. Cermati rambu-rambu yang menunjukkan perbaikan jalan
Karena biasanya rambu ini tak jauh dari tempat proyek. Bahkan, terkadang rambu sudah digantikan oleh pekerja proyek yang memakai lampu senter.
4. Kenali karakter rute.
Sebagai contoh, di jalur Pantura sering kali menyusul kendaraan lain dari sisi kiri. Karena truk-truk sengaja di jalur kanan dan tidak mau berpindah. Namun, saat menyusul dari lajur kiri, berhati-hatilah dengan becak, sepeda motor, serta pejalan kaki.
5. Sesuaikan kecepatan dengan marka yang tertera di jalan.
Perlu diingat, pengemudi yang agresif dapat meningkatkan pemakaian BBM sebesar 30 persen, termasuk saat memacu mobil di atas 100 km per jam.